Orang-orang wilayah barat
kini telah memikirkan bagaimana menggapai kepuasan melalui pemenuhan kebutuhan
sekunder dan tersier dalam bentuk segala kemegahan dan kemewahan, sedangkan
orang-orang wilayah timur masih harus bergelut susah payah dalam kemiskinan dan
keterbelakangan untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan. Rasanya begitu
tidak adil, tapi inilah kenyataan yang harus diterima dan dijalani. Ya, inilah
ketimpangan yang harus diterima..
Ditinjau dari sudut
pandang ekonomi, ada beberapa hal yang menyebabkan ketimpangan ini. Pertumbuhan
penduduk yang tidak diimbangi pertumbuhan ekonomi, kualitas SDM yang rendah, kesalahan
strategi pembangunan, masalah migrasi dan masih banyak lagi. Namun, penulis
merupakan penganut ideologi Marxist yang meyakini bahwa tidak ada pengaruh
pertumbuhan penduduk terhadap pembangunan ekonomi.
Akhirnya, semua ini
disebabkan oleh karakter asli manusia sendiri. Pada dasarnya manusia adalah
makhluk yang egois dan serakah. Setiap orang berorientasi pada kepuasan diri
masing-masing dan tidak peduli pada orang lain. Korupsi, eksploitasi hutan, dan
perebutan kekuasaan merupakan 3 contoh dari banyak bentuk keegoisan dan
keserakahan manusia.
Orang kaya sibuk
memperkaya diri, orang terampil sibuk meningkatkan keterampilan, orang pandai
sibuk menambah kepandaian diri. Pada akhirnya muncul pertanyaan: “apa gunanya?”. Ya, itu semua untuk
memenuhi kepuasan diri masing-masing individu. Yang kaya makin kaya, yang miskin
makin miskin, yang sejahtera makin sejahtera, yang terbelakang makin
terbelakang, yang pandai makin pandai, yang bodoh makin bodoh.
Hati manusia tidak
suka dan sukar mendengar kata “jangan egois”, yang bisa didengar hanyalah “cobalah
menjadi lebih baik”
No comments:
Post a Comment